Pembelajaran Sosial Emosional |
Ruang Kolaborasi Topik 1 |
Nonny Komala Sari |
PPG Prajabatan Gelombang 1 |
Kasus 1
Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia
merasa sangat bersemangat namun juga merasa khawatir. Saat orientasi guru baru,
Butet diberi pengarahan bahwa Butet akan menjadi wali kelas dari kelas yang
sangat sulit dikelola. Sebagian besar anak-anak di kelas tersebut adalah
anak-anak yang sangat aktif dan seringkali tidak mau mengikuti aturan yang
diberikan dari guru-guru sebelumnya. Mendengar hal itu, Butet pun sudah
mempersiapkan beberapa rencana dalam memperkenalkan dirinya di depan kelas
nantinya. Ketika mendekati masuk ke kelas, Butet merasa khawatir namun cukup
percaya diri bahwa dirinya akan mampu menghadapi mereka. Waktu menunjukkan
pukul 07.00 WIB tepat, Butet memasuki ruangan kelas dan tiba-tiba se-ember air
jatuh di atas kepala Butet. Seluruh kelas pun tertawa terbahak-bahak. Seketika
itu juga Butet terbelalak hingga wajahnya memerah. Butet rasanya ingin
berteriak namun tidak mampu. Butet hanya berjalan menuju meja guru dan langsung
duduk sembari mengeringkan dirinya yang basah kuyup.
Pertanyaan
diskusi:
- Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Masalah yang
dihadapi butet adalah butet diberikan amah untuk menjadi wali kelas dari kelas
yang terdiri dari anak-anak yang sulit untuk dikelola karna sangat aktif dan
tidak mau mengikuti aturan. Sedangkan butet memiliki kepribadian yang sulit untuk
bersosialisasi dan mencairkan suasana dikelas tersebut. Melihat latar belakang
kepribadian butet maka akan menjadi tantangan besar bagi diri butet yang dimana
pasti butet sulit untuk mengelola kelas yang diamanahkan kepadanya.
- Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana
penerapan kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Berdasarkan
teori yang sudah dipelajari ada 5 tahapan dalam penerapan kompentensi sosial
emosional (KSE) yaitu self awareness (kesadaran diri), self management
(manajemen diri), responsible decision making (pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab), social awareness (kesadaran sosial), dan relation skills
(keterampilan sosial). Dalam hal ini butet telah menerapkan KSE yaitu dalam aspek:
- Kesadaran diri: Saat orientasi guru baru, Butet diberi pengarahan
bahwa Butet akan menjadi wali kelas dari kelas yang sangat sulit dikelola.
Sebagian besar anak-anak di kelas tersebut adalah anak-anak yang sangat
aktif dan seringkali tidak mau mengikuti aturan yang diberikan dari
guru-guru sebelumnya. Mendengar hal itu, Butet pun sudah mempersiapkan
beberapa rencana dalam memperkenalkan dirinya di depan kelas nantinya. Hal
ini karna dilatatbelakangi oleh kesadaran diri butet terhadap kepribadian
butet yang sulit bersosialisasi dan mencairkan suasana maka butet
menyiapkan rencana untuk masuk kelas pertamakalinya.
- Manajemen diri: Ketika mendekati masuk ke kelas, Butet merasa khawatir
namun cukup percaya diri bahwa dirinya akan mampu menghadapi mereka. Ketika
masuk kelas dan mendapati bahwa dirinya diguyur oleh air dan mendapatkan
respon dari kelas yang terbahak-bahak Seketika itu juga Butet terbelalak
hingga wajahnya memerah. Butet rasanya ingin berteriak namun tidak mampu.
Butet hanya berjalan menuju meja guru dan langsung duduk sembari
mengeringkan dirinya yang basah kuyup. Hal ini menunjukkan kemampuan butet
dapat mengatur emosi dikala ia dihadapkan oleh situasi yang berbeda. Serta
butet sadar bahwa ia merupakan guru professional yang tetap harus bisa menghadapi
siswanya olehkarna itu, butet tetap masuk kedalam kelas sembari
mengeringkan dirinya dan mengatur emosinya.
Kasus 2
Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai
terbiasa dengan ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet
merasa lelah dan kehilangan semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga
ini merupakan jadwal penilaian masa percobaan Butet sebagai guru baru. Butet
merasa kesulitan mendekatkan diri dengan siswa siswi di kelasnya. Ada lima siswa
yang selalu tidak mengumpulkan tugas mandiri dan seringkali mengabaikan
peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses belajar mengajar berlangsung.
Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan ini akan
terpengaruh karena hal itu, sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima siswa
tersebut. Kelima siswa tersebut sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari
Butet. Butet bingung dan merasa tidak berdaya.
Pertanyaan
diskusi:
1.
Apakah
masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
- Butet merasa Lelah, kehilangan semangat, dan butet menghadapi 5 siswa
yang mengabaikannya
- Butet sulit mendekatkan diri dengan siswa-siswi dikelasnya
- Butet mendekati 5 siswa yang mengabaikannya karena takut mendapatkan
penilaian yang buruk
- Butet bingung dan merasa tidak berdaya
2.
Sesuai
dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE)
pada masalah Bu Butet pada kasus 2 yaitu:
·
Sudah
memiliki Self awareness, namun tidak ada tindak lanjut untuk self managementnya
sehingga masalah pada diri butet belum terselesaikan
·
Social
awareness yang diterapkan masih kurang, dilihat dari butet sulit mendekatkan
diri dengan siswa-siswi kelasnya
·
Pengambilan
keputusan yang dilakukan butet tidak bertanggung jawab, karena butet memutuskan
untuk menyelesaikan persoalan dikelas bukan karena tanggung jawab tetapi karena
penilaian
·
Relationship
skills belum terlihat pada butet karena butet tidak berhasil menjalin
komunikasi dengan lima siswanya tersebut
Kasus 3
Satu semester akhirnya
berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan peristiwa yang beragam.
Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir dirinya belum mampu menjadi
contoh yang baik untuk anak-anak. Beberapa kali di kelas, Butet sering
berteriak saat ingin diperhatikan. Butet merasa bersalah karena harus
berteriak-teriak seperti itu, namun Butet pun bingung harus bagaimana mencari
perhatian siswa-siswanya itu. Akhirnya Butet pun memutuskan untuk memberikan
tugas di beberapa mata pelajaran. Hal ini dilakukan Butet dengan harapan ada
siswa yang bingung dan bertanya kepada Butet terkait tugas tersebut. Setelah
tugas diberikan, Butet menanti siswa-siswinya akan bertanya, namun kenyataannya
tidak ada yang bertanya. Butet kemudian merasa diabaikan dan merasa dirinya
semakin tidak berdaya.
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet ? Uraikan dengan padat
dan jelas !
Masalah yang
dihadapi Butet adalah :
1. Butet selalu merasa khawatir dirinya belum mampu menjadi
contoh yang baik untuk siswa-siswa nya.
2. Butet bingung dan merasa kesulitan untuk mencari
perhatian siswanya sehingga sering kali berteriak-teriak sehingga dirinya kerap
kali merasa bersalah
3. Butet memberikan tugas kepada siswa untuk mendapatkan
perhatian siswa dengan menanti siswa bertanya terhadap tugas tersebut, namun
tidak ada siswa yang bertanya.
4. Butet merasa diabaikan dan tidak berdaya
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian
sebelumnya, bagaimana penerapan kompetensi sosial emosional (KSE) pada masalah
tersebut ?
·
Self
awarness (kesadaran diri) : Butet selalu memiliki rasa kekhawatiran berlebihan.
Butet juga merasa bersalah akibat dirinya yang berteriak-teriak untuk mencai
perhatian. Ada baiknya Butet memiliki rasa optimis ketika masuk di kelas, bahwa
ia dapat menangani kelas tersebut.
·
Self
management (Manajemen diri) : Butet masih belum bisa memanajemen dirinya untuk
mencari perhatian siswa ketika belajar. Cara berteriak yang dilakukan bukan
merupakan cara yang baik. Butet harus memiliki komunikasi yang baik dan
berusaha untuk tetap tenang.
·
Responsible
decision making (Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab) : Untuk mencari
perhatian siswa, Butet meminta mengerjakan tugas dan berharap ada siswa yang
bertanya tentang tugas tersebut, namun tidak ada siswa yang bertanya. Butet
menjadikan tugas sebagai alat untuk mendapatkan perhatian siswa. Keputusan yang
dilakukan Butet kurang tepat, karena sebelum mengerjakan tugas, Butet
seharusnya terlebih dahulu memberikan penjelasan atau petunjuk tentang tugas
atau aktivitas yang akan dilakukan.
·
Social
awarness (Kesadaran Sosial) : Butet merasa diabaikan dan menjadikan itu sebagai
suatu hal yang berlebihan. Ada baiknya Butet mencari tahu atau memandang dari
sudut pandang siswa mengapa siswa tidak memperhatikan ketika pembelajaran
berlangsung. Dengan demikian Butet dapat menemukan masalah dan mencari solusi
ke depannya.
·
Relationship
skills (Keterampilan sosial) : Butet masih kurang dalam keterampilan sosial.
Hal ini terlihat dari kemampuan komunikasi yang masih kurang dengan siswa. Cara
berteriak-teriak dan menjadikan tugas untuk mencari perhatian siswa bukanlah
cara yang baik untuk memulai komunikasi dengan siswa. Ada baiknya Butet membuat
kesepakatan kelas bersama supaya hubungan sosial dengan siswa semakin akrab